BANDA ACEH – Meskipun pada Pilpres 2024 kalah di Aceh, Presiden Terpilih Prabowo Subianto berjanji akan mengembalikan besaran dana otonomi khusus (Otsus) Aceh yakni sebesar 2 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRA dari Fraksi Gerindra Safaruddin saat menerima silaturahmi para pimpinan dayah dari Aceh Barat Daya (Abdya) di ruang kerjanya di Gedung DPRA, Banda Aceh, Rabu (1/5/2024).
“Beliau mengatakan bahwa walaupun kalah di Aceh suara Pak Prabowo, tapi komitmen dana Otsus itu, insya Allah akan menjadi komitmen 2 persen kembali. Itu janji Pak Prabowo,” kata Saifuddin yang juga Ketua Bappilu Partai Gerindra Aceh
Seperti diketahui, mulai tahun 2023, penerimaan Aceh dari dana otsus sudah berkurang 1 persen dari sebelumnya 2 persen dari DAU nasional.
Jika pada tahun 2022, Aceh mendapatkan Rp 7,560 triliun dana otsus atau 2 persen dari DAU nasional, maka pada tahun 2023 hilang setengahnya yakni 1 persen menjadi Rp 3,9 triliun.
Ketentuan pemberian dana Otsus diatur dalam dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh atau sering disebut UUPA.
Dana Otsus Aceh diberikan dalam jangka waktu 20 tahun, di mana pemberian pertama pada tahun 2008 dan berakhir tahun 2027.
Besaran dana Otsus yang diberikan sebesar 2 persen dari plafon DAU nasional, untuk kurun waktu 15 tahun pertama, kemudian pada tahun ke-16 sampai 20 besarannya turun menjadi 1 persen dari plafon DAU.
Adapun pemanfaatan dana Otsus ditujukan untuk pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan.
Selama ini, dana Otsus menjadi penopang bagi Pemerintah Aceh dalam melakukan pembangunan. Ketika berkurangnya dana otsus, tentu akan mempengaruhi pendapatan Aceh.
“Hari ini saya sampaikan kembali, bahwa Pak Prabowo masih berkomitmen untuk itu (mengembalikan dana Otsus 2 persen). Beliau menyampaikan, kenapa otsus itu penting karena ada jaminan, salah satunya adalah kekhususan dan keistimewaan Aceh,” pungkas Safaruddin. (IA)