Jakarta — Imam di Islamic Center of New York sekaligus Direktur Jamaica Muslim Center, Imam Shamsi Ali, ikut mengomentari terkait ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan penggunaan pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing.
Dia berharap Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yagut hanya salah komunikasi dan salah memberi contoh.
“Gus Menteri, semoga ini salah komunikasi atau salah memberi contoh saja,” kata Shamsi Ali seperti dilihat di akun Twitter @ShamsiAli2, Kamis (24/2/2022).
Shamsi Ali mengatakan suara azan dan shalawat yang kerap dilantunkan di masjid dan musala penuh makna sehingga tidak pantas dicontohkan dengan gonggongan anjing.
“Suara azan dan shalawat itu indah dan penuh makna. Tidak pantas dicontohkan suara anjing. Pejabat pastinya tahu mengkomunikasikan masalah secara benar dan proporsional. Apalagi kaitannya agama, tahu sendiri bisa sensitif,” tulis Shamsi Ali.
Gus Yaqut membandingkan penggunaan toa atau pengeras suara masjid dengan gonggongan anjing untuk menjelaskan alasan volume suara toa masjid dan musala perlu diatur maksimal 100 desibel.
Hal itu disampaikan Yaqut saat diwawancara media di Pekanbaru Riau untuk menjelaskanpedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musala yang diatur melalui Surat Edaran Menteri Agama No SE 05 tahun 2022.
Selain perlu diatur maksimal 100 desibel, surat edaran itu mengatur waktu penggunaan disesuaikan di setiap waktu sebelum azan.
Shamsi Ali lantas menyinggung soal aturan yang dibuat Gus Yaqut tersebut. Menurutnya, soal pengeras suara di masjid tidak penting-penting amat untuk diatur.
“Masalah sensitifitas manusia bisa diselesaikan dengan pendidikan dan saling memahami. Kalau gitu jangan masalahkan kalau masing-masing umat menolak umat lain beribadah termasuk bangun rumah ibadah a.n. terganggu? Bisa kok saling memahami,” tulis Shamsi Ali. (IA)