MAROKO — Teriakan, nyanyian, tangisan dan air mata meletup di berbagai kota di Maroko usai kemenangan skuad Singa Atlas atas Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Warga Maroko menumpahkan kegembiraannya setelah Hakim Ziyech dan kawan-kawan sukses mencapai perempat final Piala Dunia untuk pertama kalinya.
“Ada jutaan orang di belakang Maroko. Tim ini mewakili semangat, persatuan,” kata warga Maroko Imad Ait Ounejjar yang merayakan di kota pesisir Casablanca.
“Kemenangan ini untuk Maroko, Afrika, dunia Arab dan semua bangsa yang percaya pada kami. Kami bangga menjadi orang Maroko,” ujarnya.
Maroko menjadi wakil konfederasi Afrika yang tersisa dan satu-satunya tim dari dunia Arab yang bertahan hingga delapan besar. Di fase perempat final, mereka akan menghadapi Portugal.
Kemenangan Singa Atlas juga memenangi hati masyarakat Arab lainnya seperti di Suriah, Arab Saudi, dan Palestina. Para pemain Maroko juga sempat mengibarkan bendera Palestina ketika selebrasi kemenangan.
Bagi pendukung setia tim Singa Atlas, pencapaian itu merupakan mimpi yang menjadi kenyataan setelah bertahun-tahun menunggu.
Para suporter, baik pria maupun wanita, berbalut bendera nasional atau mengenakan seragam tim meneriakkan dukungan yang solid untuk pahlawan sepak bola mereka.
“Saya tidak percaya, tim ini melakukan keajaiban! Sangat indah! Saya merasa bangga, kami melakukan hal yang tidak terpikirkan,” kata warga Maroko lainnya Lamia Afria.
Maroko menjadi tim Afrika keempat yang mampu mencapai babak delapan besar Piala Dunia setelah Kamerun pada edisi 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010.
Sebelum ini, hasil terbaik Maroko di Piala Dunia terjadi pada 1986 ketika mereka mencapai babak 16 besar. Laga melawan Spanyol juga menjadi duel epik bak derby. Pasalnya, daratan Spanyol hanya berjarak sekitar 14 kilometer dari Maroko di sebelah utara yang terpisahkan Selat Gibraltar.
Namun di luar sepak bola, Rabat dan Madrid juga memiliki kepentingan yang sama termasuk ekonomi serta perjuangan melawan imigran ilegal.
Beberapa pemain Maroko juga bermain di liga Spanyol, termasuk striker Youssef En-Nesyri dan penjaga gawang Yassine Bounou di Sevilla, striker Ez Abde di Osasuna, dan bek Jawad El Yamiq di Real Valladolid.Bintang Maroko Achraf Hakimi juga lahir di Madrid dan pernah bermain untuk Real Madrid.
Piala Dunia 2022 di Qatar kembali menghadirkan kejutan. Maroko mampu menyingkirkan tim juara dunia 2010 Spanyol dari babak 16 besar melalui adu penalti setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit.
Maroko kini menjadi kebanggaan jazirah Arab dan Afrika yang tersisa di Piala Dunia tahun ini setelah sukses menembus delapan besar atau perempat final
Skuad Maroko mendedikasikan kemenangan bersejarah mereka atas Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022 untuk sepakbola Arab, Afrika dan umat Muslim di seluruh dunia.
Maroko menjadi negara jazirah Arab pertama dan keempat dari Afrika yang sukses menembus perempat-final Piala Dunia, melampaui pencapaian terbaik Atlas Lions sebelumnya saat tersisih di babak 16 besar edisi Meksiko 1986.
Dilansir dari goal.com, kesuksesan itu mereka capai dengan menumbangkan juara 2010, Spanyol melalui drama adu penalti setelah menahan imbang selama 120 menit tanpa gol hingga babak tambahan.
Apa kata skuad Maroko tentang kemenangan atas Spanyol?
“Saat ini adalah momen spesial untuk seluruh Afrika, untuk semua negara Arab, untuk semua Muslim di seluruh dunia ini,” kata gelandang Maroko, Azzedine Ounahi.
“Anda mencoba untuk membuat mereka bahagia, mencoba untuk membuat diri kita sendiri bahagia. Dan menurut saya itu berjalan dengan cukup baik.”
Sementara itu, bek Jawad El Yamiq merasa bangga atas pencapaian Maroko: “Kami memberikan penghormatan kepada sepakbola Arab dan Afrika. Pelatih [Walid] Reragui memberi kami kepercayaan diri yang kami butuhkan dalam pertandingan ini, dorongan moral yang besar.”
“Kami tahu bahwa Spanyol bergantung pada penguasaan bola mereka dan kami bermain dengan pemikiran itu. Mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun.”
Maroko buktikan sepakbola jazirah Arab tak kalah bagusnya
Piala Dunia di Qatar adalah yang pertama dimainkan di jazirah Arab dan dibuka engan salah satu kejutan terbesar dalam sejarah ketika Arab Saudi mengalahkan juara dua kali, Argentina.
Saudi tersingkir, begitu pula tuan rumah Qatar dan Tunisia, di babak penyisihan grup. Sekarang menyisakan Maroko sebagai kebanggaan jazirah Arab.
“Saya sangat bangga dengan para penggemar saya, orang-orang saya dan masyarakat Arab,” kata Walid Regragui, yang merupakan pelatih Afrika pertama membawa timnya ke perempat-final.
“Juga karena saya pikir ada orang Qatar di sini, mungkin orang Aljazair, orang Tunisia, orang Arab, dan orang Afrika.”
Viral Pemain Maroko Baca Al Fatihah Jelang Adu Penalti Lawan Spanyol
Para pemain Maroko membaca surat Al-Fatihah jelang adu penalti kontra Spanyol pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Education City Stadium, Al Rayyan, Rabu (7/12) dini hari WIB.
Hal itu viral di media sosial, Twitter. Dalam video yang beredar tampak Achraf Hakimi dan kawan-kawan membentuk lingkaran bersama pelatih Walid Regragui yang dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.
Suara para pemain, pelatih dan ofisial tim pun terdengar jelas saat melantunkan surat pertama dalam Al-Quran tersebut.
Setelah itu para pemain Maroko berkumpul di tengah lapangan menghadapi adu penalti. Sedangkan kiper Yassine Bounou bersiap di sisi lapangan dekat gawang untuk menjadi penyelamat timnya.
Bounou pun muncul sebagai pahlawan Maroko. Gawang yang dikawal kiper Sevilla itu sama sekali tidak mampu dibobol pemain La Furia Roja.
Eksekusi penendang penalti pertama Spanyol yaitu Pablo Sarabia mengenai tiang kiri gawang. Setelah itu eksekusi Carlos Soler dan Sergio Busquets mampu dibaca dengan tepat oleh Bounou.
Sedangkan tiga dari empat penendang penalti Maroko berhasil melaksanakan tugasnya. Kemenangan Maroko atas Spanyol dalam drama dari titik 12 pas ditentukan oleh tendangan panenka Achraf Hakimi yang mengecoh kiper Spanyol, Unai Simon.
Hasil ini mengantarkan Maroko lolos ke perempat final Piala Dunia 2022. Torehan ini terbilang bersejarah karena untuk kali pertama Atlas Lions mampu melangkah hingga babak delapan besar Piala Dunia.
Maroko singkirkan Spanyol, jadi tim Arab pertama yang tembus ke perempat final
Saat tendangan penentuan perhatian tertuju ke Achraf Hakimi, mantan bek kanan Real Madrid kelahiran Spanyol. Pemain berusia 24 tahun itu memikul tanggung jawab di pundaknya. Tendangan membuahkan gol akan membawa Maroko lolos ke perempat final Piala Dunia pertama mereka.
Sang bek maju dan dengan dingin mengirimkan bola ke tengah gawang yang membuat semua pendukung dan pemain Maroko melompat kegirangan. Hakimi lantas melangkah menuju ibunya di tribun untuk merayakan kemenangan tersebut.
Maroko menjadi tim Afrika keempat – dan negara Arab pertama – yang mencapai babak delapan besar setelah Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010. Tak satu pun dari tim ini yang pernah melangkah lebih jauh.
Usai pertandingan, Walid Reragui selaku manajer Maroko berkata: “Ini adalah pencapaian yang luar biasa dan mereka semua menyatukan perbedaan, mereka semua menunjukkan determinasi yang luar biasa.
“Kami tahu kami memiliki dukungan yang luar biasa di belakang kami dan kami mendapatkan energi dari itu untuk memberikan penampilan malam ini.”
Sedemikian besar prestasi mereka, Reragui menerima panggilan telepon dari Raja Maroko, Mohammed VI, setelah pertandingan.
“Luar biasa bagi orang Maroko menerima panggilan itu,” kata Reragui. “Dia selalu menyemangati kami dan dia memberi kami nasihat dan dia meminta kami untuk memberikan segalanya.
“Pesannya selalu sama, dia bangga dengan para pemain dan dia bangga dengan kami dan sebagai hasilnya kami ingin melangkah lebih jauh dan melakukan lebih baik lagi ke depannya.”
Maroko sangat tidak diunggulkan dalam laga ini dan mereka paham itu.
Mereka berpegang teguh pada rencana permainan dengan tetap pada lini pertahanan yang tegas dan padat sehingga Spanyol hanya mampu melepaskan satu tembakan ke arah gawang.
Timnas Maroko bergeming walau timnas Spanyol asuhan Luis Enrique berupaya membuat Hakimi dan rekan-rekannya lengah dengan melakukan lebih dari 1.000 operan.
Anak buah Reragui disemangati oleh para pendukung mereka, yang jauh melebihi jumlah pendukung Spanyol dengan nyanyian, tarian, dan cemoohan selama 120 menit penuh.
Sekelompok kecil pendukung timnas Spanyol di belakang gawang tidak hanya akan pergi dengan hati hancur, tetapi dengan gendang telinga berdenging sepanjang sisa malam itu.
Kapten tim Romain Saiss melambangkan semangat Maroko, bermain dengan cedera hamstring. Nayef Aguerd dari West Ham sangat luar biasa sebelum dia tertatih-tatih karena cedera, sementara gelandang Sofyan Amrabat mengganggu timnas Spanyol sepanjang pertandingan.
Reragui menambahkan: “[Spanyol adalah] salah satu tim terbaik di dunia, jika bukan yang terbaik. Kami tidak bisa bermain terlalu ke depan karena itulah yang mereka ingin kami lakukan.
“Kami sabar dan tahu jika kami sampai di sana, kami memiliki peluang dengan salah satu penjaga gawang terbaik di dunia. Kami berjuang untuk itu.”
Salah seorang penggemar Maroko, Azam, merayakan kemenangan tim kesayangannya di luar stadion, mengatakan kepada BBC Sport: “Tidak ada yang percaya, kami percaya. Kami percaya kami juga bisa menang lagi.
“Tim ini adalah pahlawan. Kami mencintai mereka dan mereka bisa mencapai semifinal, lalu final, lalu mereka bisa mengangkat Piala Dunia. Kami tidak takut dengan Spanyol. Mereka menguasai bola, kami menang.
“Perayaan di Maroko akan seperti yang belum pernah Anda lihat. Ini akan luar biasa. Seperti perayaan di sini.”
Dan dia benar. Perayaan berlangsung di ibu kota Rabat sembari mereka menantikan kejutan lainnya pada hari Sabtu ketika mereka menghadapi juara Eropa 2016 Portugal yang melibas Swiss dengan skor 6-1 pada babak 16 besar. (IA/BBC News)