ACEH BESAR — Waktu adalah nikmat yang nyata bagi umat manusia, namun kebanyakan manusia lalai terhadap waktu yang Allah berikan, sehingga waktu berlalu tanpa makna, banyak waktu yang terbuang tanpa arti apa-apa.
Hal itu disampaikan Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Aceh Besar Tgk H Akhyar M Ali MAg dalam khutbah yang disampaikan di Masjid Babul Maghfirah Tanjung Selamat, Darussalam, tanggal 13 Januari 2023 bertepatan 20 Jumadil Akhir 1444 Hijriah.
“Adalah pantas ketika Allah bersumpah menggunakan waktu wal ‘ashr, demi waktu, kemudian Allah melanjutkan dengan kalimat penuh kekuatan, bahwa seluruh manusia akan rugi, namun ada tiga golongan manusia yang tidak merugi yaitu, orang yang beriman, beramal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,” urai Sekretaris PW Al Jamiatul Washliyah Aceh ini.
Akhyar menjelaskan, bahwa umat Islam baru saja melewati pergantian tahun 2023, harapannya, tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya dalam semua bidang kehidupan, juga yang lebih penting umat Islam memiliki amalan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Dalam banyak kesempatan Allah menginginkan hamba-Nya supaya terus melakukan amal kebaikan dan memanfaatkan waktu yang diberikan,” tegasnya.
Akhyar mengutip Al-Hasan Bashri yang mengungkapkan, manusia yang paling mudah melalui masa perhitungan amal perbuatan kelak pada hari kiamat adalah mereka yang semasa hidupnya senantiasa menginstropeksi diri demi mendapat ridha Allah, karena mereka akan terhindar dari penyesalan dan kesedihan diakibatkan amal perbuatan mereka.
Mereka yang menyia-nyiakan waktu dan kesempatan patut menginstropeksi diri semasa hidup di dunia dan merasakan beban berat saat perhitungan amal perbuatan di akhirat.
Kemudian, mereka mengucapkan firman Allah, “Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan tercatat semuannya.” (QS: Al Kahfi: 49).
Ibnu al Jauzi mengatakan, orang-orang yang cerdik adalah mereka yang menyibukkan diri dengan segala hal yang menyebabkan dirinya dikenang, mesti badannya telah dilipat kubur.
“Dalam sabdanya Rasulullah membagi waktu empat bagian, yaitu waktu bermunajat dengan cara beribadah dengan benar dan ikhlas, kemudian waktu bertafakkur yaitu berpikir tentang diri sendiri dan alam semesta, bahwa semua yang diciptakan Allah tidaklah sia-sia dan semua itu dimaksudkan agar mengokohkan ketauhidan kepada Allah,” kata Akhyar.
Waktu lainnya, tambah Akhyar, untuk bermuhasabah, yaitu agar kita bisa mengontrol diri, sehingga teringat kembali Umar bin Khattab mengatakan hisablah dirimu sebelum kamu dihisab oleh Allah.
“Terakhir adalah waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara mencari karunia Allah. Dengan waktu yang kita optimalkan pemanfaatannya, suami bertanggungjawab memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya, begitu juga istri berkewajiban menjaga diri semaksimal mungkin,” pungkasnya. (IA)