PLTMG Arun di Lhokseumawe
Lhokseumawe — Warga yang tinggal di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Arun di Desa Meuria Paloh, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe mengeluhkan kebisingan yang dirasakan masyarakat setempat akibat getaran yang ditimbulkan PLTMG Arun tersebut.
Menindaklanjuti keluhan tersebut lalu pihak PLN bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Lhokseumawe.
PLN menegaskan rekomendasi yang akan diberikan DLH nantinya akan ditindaklanjuti, baik rekomendasi teknis maupun nonteknis.
Hal itu disampaikan General Manager PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Jefri Rosiadi, Kamis (15/10). Menurutnya, sambil menunggu rekomendasi dari DLH, PLN akan melakukan perbaikan perbaikan pada mesin mesin yang menyebabkan terjadinya kebisingan dan getaran yang tinggi tersebut.
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sumbagut Peaker 2 kapasitas 250 MW di Desa Meuria Paloh itu diresmikan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, 11 Mei 2018. Pembangkit listrik tersebut bertujuan memperkuat Sistem Kelistrikan Wilayah Aceh dan mulai beroperasi pada 27 Maret 2020.
“Dengan beroperasinya PLTMG Sumbagut-2 Peaker Power Plant 250 MW ini akan meningkatkan kapasitas penyediaan energi listrik untuk Provinsi Aceh khususnya untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Kota Lhokseumawe termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun,” jelas Jefri.
Selain itu, kata Jefri, kehadiran PLTMG Arun untuk meningkatkan keandalan suplai energi listrik bagi Provinsi Aceh, khususnya Kota Lhokseumawe, terutama saat beban puncak tanpa harus bergantung dari Sumatera Utara.
“Sekaligus untuk mendongkrak perekonomian masyarakat yang lebih besar sehingga investor yang ingin berbisnis atau menanamkan investasinya di Aceh tidak perlu khawatir lagi dengan masalah ketersediaan pasokan listrik”.
“Bukan hanya ketersedian pasokan listrik saja, keberadaan Proyek Pembangunan PLTMG Sumbagut-2 Peaker Power Plant 250 MW ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ungkap Jefri.
Jefri berharap dengan kehadiran PLTMG Sumbagut 2 Peaker Power Plant 250 MW ini, Aceh akan memiliki lumbung energi listrik yang cukup besar dan mampu menopang iklim investasi di Aceh.
“Serta menumbuhkan lapangan-lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Menurut Jefri, PLN bertekad menyelaraskan pengembangan ketiga aspek dalam penyediaan listrik, yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Yakni, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Jefri menambahkan selama Proyek Pembangunan PLTMG Sumbagut 2 Peaker Power Plant 250 MW ini, PLN telah menyalurkan bantuan program CSR untuk masyarakat sekitar proyek (Kecamatan Muara Satu). Yaitu, bantuan pembangunan balai pengajian di Desa Meuria Paloh (tahun 2017), bantuan pembangunan Balai Pengajian Nurul Hidayah di Desa Meuria Paloh, bantuan pembuatan sumur bor di Desa Padang Sakti (2018).
Berikutnya, bantuan pembangunan MCK dan tempat wudu untuk PAUD di Desa Padang Sakti, pembangunan masjid/musala di Desa Padang Sakti (2009); perbaikan fasilitas bermain PAUD di Desa Meuria Paloh; dan pembangunan tempat wudu di balai pengajian di Desa Meuria Paloh (2020). (IA)