Banda Aceh — Nama dr. Imai Indra Sp.An, seorang dokter anestesi senior yang meninggal dunia akibat terpapar Coronavirus Disease 2019 (Cocid-19), akan ditabalkan menjadi nama gedung laboratorium penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Univertas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh.
Rencana tersebut disampaikan oleh Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal, M.Eng. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk dari pemberian penghargaan yang sudah menjadi tradisi Unsyiah.
“Unsyiah memang menggagas untuk menabalkan nama dr. Imai Indra, Sp. An sebagai nama gedung lab Infeksi Unsyiah,” ujar Prof Samsul Rizal dalam keterangannya, Kamis (3/9).
Disebutkannya, gagasan ini sudah dibicarakan di internal Unsyiah dan mendapat respon positif. Namun, keputusan akhir tetap harus didiskusikan dan dimatangkan dalam rapat Senat Komisi A, yang rencananya dilaksanakan pada Jum’at, 10 September 2020. “Insya Allah. Saya akan sampaikan dulu ke Senat Komisi A,” terangnya.
“Ini merupakan salah satu cara Unsyiah menghargai dedikasi dan sumbangsih dr. Imai Indra terhadap dunia pendidikan dan kesehatan.
Sekaligus juga menjadi pembelajaran bagi generasi ke depan, bahwa ada salah satu putra terbaik Unsyiah yang menjadi korban dari pandemi Covid-19,” sebut Rektor.
Sebelumnya, penabalan nama di gedung ini juga telah menjadi tradisi bagi Unsyiah, seperti nama Prof. A. Majid Ibrahim diabadikan sebagai nama Gelanggang Mahasiswa.
Nama Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc ditabalkan sebagai nama UPT Perpustakaan. Selain itu, nama Prof. Dr. Dayan Dawood, MA diabadikan untuk nama Gedung Pusat Aktivitas Akademik (Academic Activities Center).
Lalu ada Stadion Mini Unsyiah dengan nama Prof Dr M. Ali Basyah Amin, MA dan Gedung Pascasarjana dengan nama Prof Dr Ibrahim Hasan, MBA. (IA)