BANDA ACEH – Mendirikan salat lima waktu dalam sehari semalam bagi umat Islam akan membuat kehidupan sosial kaum muslim menjadi lebih baik. Lebih dari itu secara lebih personal, salat lima waktu memberi garansi atau menjamin kebahagiaan, kesejahteraan hingga ketenangan bagi yang mengerjakannya.
Lebih dari itu juga menjadi solusi untuk permasalahan dan beban hidup setiap umat muslim.
Hal itu disampaikan oleh Ustadz Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA dalam taushiyahnya saat peringatan Isra‘ Mi‘raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam 1443 Hijriah di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ahad (27/2) malam.
Kegiatan yang diawali dengan salat Isya berjamaah itu diikuti Gubernur Aceh Nova Iriansyah berserta pejabat Forkopimda Aceh, staf ahli gubernur, hingga para pejabat di lingkungan Setda Aceh. Selain itu juga masyarakat umum yang merupakan jamaah salat Isya. Peringatan Isra’ Mi’raj kali ini mengusung tema “Pemaknaan salat dalam membentuk kesalehan sosial”.
Menurut Dr Abizal, sedikitnya ada tiga poin terkait pentingnya salat dalam membentuk kesalehan sosial masyarakat, baik secara komunal maupun personal.
Dirincikan, poin pertama, salat lima waktu dalam sehari-semalam akan membuat kehidupan sosial muslim menjadi lebih bagus. Salat juga disebut menjamin kebahagiaan, kesejahteraan hingga ketenangan bagi yang mengerjakannya.
Selain itu, permasalahan dan beban hidup juga akan mudah terselesaikan. “Kalau ingin hidup itu tertata sosial dengan baik hingga gerak ekonomi yang bagus, maka salatlah,” ujar Ustadz Abizal.
Katanya, jika dalam sebuah keluarga semuanya mengerjakan salat, maka Allah akan memudahkan persoalan kehidupan keluarga tersebut. Begitu juga dalam sebuah pemerintahan, lanjut Abizal, jika para pemimpin dan rakyatnya selalu mengerjakan salat, maka akan dipermudah segala urusan dalam mencapai kesejahteraan rakyat berikut pemimpin di daerah itu. “Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi,” kata Abizal.
Pria yang juga dosen tetap di UIN Ar-Raniry itu juga menyebutkan, kenyataan saat ini banyak muslim cenderung mengabaikan salat. Seperti yang terlihat di warung-warung kopi saat sedang berlangsungnya pelaksanaan salat magrib. “Memang waktu azan Magrib itu dia tutup, tutup pintunya saja, tapi di dalam masih beraktivitas,” ungkap Abizal.
Sementara poin kedua, Abizal juga menyebutkan, pemaknaan salat dalam membentuk kesalehan sosial masyarakat, karena salat akan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar. Dicontohkan, orang yang benar-benar mengerjakan salat dengan baik akan menjauhkan diri dari perbuatan zina, korupsi, mencuri dan lainnya.
Sedangkan poin ketiga disebutkan, salat akan mempersatukan umat. Dengan salat berjamaah akan terbangun rasa persatuan yang kuat dalam kehidupan masyarakat. “Kalau kita ingin bersatu, ingin masyarakat bagus, maka salat berjamaahlah,” pesan Abizal. (IA)