BANDA ACEH – Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengajak seluruh masyarakat dI Bumi Serambi Mekkah ini untuk menjadikan peringatan Isra’ Mi’raj sebagai momentum melakukan evaluasi dan memaknai salat dengan pemahaman yang benar.
Hal itu disampaikan Gubernur Nova saat memberi sambutan pada peringatan Isra‘ Mi‘raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam 1443 Hijriah yang berlangsung di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Ahad (27/2) malam. “Saya mengajak, mari kita jadikan peringatan Isra Mi’raj sebagai momentum untuk melakukan evaluasi dan memaknai shalat kita dengan pemahaman yang benar,” ujar gubernur.
Peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini mengusung tema “Pemaknaan salat dalam membentuk kesalehan sosial masyarakat.” Kegiatan yang berlangsung usai ibadah salat Isya berjamaah itu diikuti unsur Forkopimda Aceh, staf ahli gubernur, para asisten Setda Aceh, para Kepala SKPA dan SKPK Banda Aceh serta sejumlah tamu lainnya.
Sementara ceramah Isra’ Mi’raj disampaikan oleh Ustadz Dr Abizal Muhammad Yati Lc MA, (Akademisi UIN Ar Raniry).
Gubernur pada kesempatan itu menyampaikan dua refleksi terkait “Pemaknaan salat dalam membentuk kesalehan sosial masyarakat.”
Pertama, salat itu mendidik kaum muslimin agar dapat menjaga dan merawat kebersamaan. Kedua, Secara praktis salat yang dilakukan memiliki tujuan dan maksud yang satu dan menghadap ke arah yang sama, yaitu Ka’bah Baitullah, dan dilaksanakan dalam keadaan suci lahir dan batin.
“Dari refleksi yang pertama, dapat dipahami betapa penting kebersamaan dalam kehidupan sosial kaum muslimin. Karenanya, kebersamaan dan persatuan mesti terus dirawat dan dipertahankan, karena semangat ini akan menimbulkan kesalehan sosial, saling pengertian, sikap toleran dan saling melengkapi antar sesama kaum muslimin,” kata gubernur.
Diakui atau tidak, lanjut Gubernur Nova, selama ini ada sesuatu yang terabaikan, yakni bersungguh-sungguh mengerjakan salat, namun terkadang tidak memahami dengan benar makna salat tersebut.
“Sejatinya, menjadi hal yang mutlak bagi setiap muslim untuk dapat memahami makna dari salat yang dikerjakan,” kata gubernur.
Gubernur menyebut contoh saat pengucapan takbir dalam salat. Di sana tergambar pengakuan terhadap kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala ciptaannya. Pengakuan itu dikatakan menjadi sandaran bahwa secara fitrah penciptaan, manusia adalah makhluk yang sangat lemah.
“Karena itu sangatlah tidak pantas sebagai makhluk sosial, untuk bersikap sombong, takabur, arogan, congkak dan sikap-sikap buruk lainnya dalam hidup dan kehidupan kita. Apalagi sikap-sikap tersebut dipastikan akan menghilangkan kebersamaan, hancurnya nilai nilai sosial dan lenyapnya semangat persatuan, yang pada akhirnya melahirkan permusuhan dan akan merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” ujar gubernur.
Dalam konteks Aceh hari ini, lanjut gubernur, kesalehan sosial yang dimanifestasikan dalam bentuk kebersamaan dan persatuan seluruh elemen masyarakat, adalah kunci utama dalam rangka menyukseskan program pembangunan yang telah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah 2017-2022.
Gubernur Nova juga menjelaskan terkait refleksi kedua, yakni salat mendidik umat agar senantiasa selalu menjaga kebersihan lahir dan bathin.
“Sehubungan dengan itu, sebagai muslim, sejatinya wudhu’ akan memastikan kebersihan itu tetap terjaga, disamping dalam rangka melakukan salat, wudhu’ juga berfungsi merawat kesehatan, terutama dalam mencegah berbagai macam penyakit yang berasal dari virus, bakteri dan lain-lain,” kata gubernur.
Di akhir sambutannya, Gubernur mengajak, peringatan Isra’ Mi’raj ini agar dijadikan momentum evaluasi sehingga akan terbentuk pribadi muslim yang saleh secara ritual sekaligus saleh secara sosial. (IA)