Banda Aceh – Ketua Pengurus Besar Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb menyampaikan, bahwa kita umat Islam ke depan harus menjadi orang yang merencanakan masa depannya sendiri. Bukan direncanakan orang lain.
“Di dunia ini ada manusia yang merencanakan dan ada yang direncanakan. Ada bangsa yang direncanakan dan ada yang merencanakan. Jadi kita pilih berposisi sebagai perencana atau yang direncanakan,” kata Tu Sop.
Hal itu disampaikannya saat menutup acara Training of Trainer (TOT) bagi pemuda kader dakwah yang dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah (PW) HUDA Kota Banda Aceh di Sekretariat PW HUDA setempat selama dua hari, 22 – 23 Maret 2021. Tema yang diangkat “Merambah Jalan Baru Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah”.
Tu Sop mengingatkan bahwa umat Islam masa lalu adalah umat yang merencanakan bukan direncanakan.
Lalu, lanjut Tu Sop, apa rencana kita sebagai muslim. Tugas kita yang pertama sekali adalah merencanakan keselamatan diri dan keluarga kita di dunia dan akhirat sebagaimana Allah mengingatkan kita untuk “Quu anfusakum wa ahlikum naara”, yaitu peliharalah dirimu dan keluargaku dari api neraka.
Selanjutnya rencana kita sebagai muslim adalah sebagaimana Allah katakan dalam Alquran, yaitu “Kuntum khaira ummatin ukhrijat linnas ta’muruuna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil mungkar…”, artinya bahwa kita (umat Islam) adalah sebaik-baiknya ummat yang dilahirkan untuk manusia yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.
Menurut Tu Sop, itulah perencanaan kita paling penting yang harus kita buat dan kita perkuat dalam hidup kita.
Oleh sebab itu, kata Tu Sop, dengan TOT ini yang penting adalah kita terbangun kesepahaman dulu, apakah keadaan hari ini sudah ideal atau belum.
Sebagai contoh, tambah Tu Sop, hari ini kita gaungkan kebangkitan Islam tapi di lapangan ternyata banyak yang tidak paham fardhu ‘ain. Jadi kita harus melihat persoalan umat ini secara lebih dekat.
Setelah itu, tambah Tu Sop lagi, kita ingin umat ini bangkit agar seperti air bah yang tidak akan mampu dibendung. Setelah kita mampu hadir memberikan solusi ke tengah-tengah umat. Oleh sebab itu, kata Tu Sop, kita harus berfikir bagaimana agar peradaban Islam yang telah dibangun di masa lalu dapat kita selamatkan.
Tu Sop Jeunieb mengatakan TOT ini bertujuan untuk mencari solusi-solusi bagi persoalan yang sedang dihadapi dan yang akan dihadapi.
Tu Sop ingin ke depan terbangun pemikiran bersama untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Banyak persoalan muncul umumnya dimulai dari cara berfikir.
“Kesalahan cara berfikir menyebabkan hilangnya kekompokan-kekompakan dalam perjuangan untuk Islam. Dua hari TOT ini memang tidak cukup untuk memahami Islam. Jadi TOT ini adalah upaya untuk menyamakan frekuensi,” ujarnya.
Tu Sop juga mengatakan, risih ketika karena sebab beda kelompok dan identitas lalu muncul konflik. Konflik itu sering terjadi karena jarang silaturahmi pemikiran.
“Dengan TOT selama dua hari ini kita ingin uji militansi kita semua. Agar kita semua teruji. TOT ini ibaratnya menyediakan pasukan yang siap diuji, ” pungkas Tu Sop.
Wakil Ketua I PW HUDA Banda Aceh, Tgk Jamaluddin Thaib mengatakan kegiatan training ini bertujuan membentuk trainer-trainer yang akan mentraining pemuda-pemuda gampong khususnya di kawasan Banda Aceh.
“Tujuan pelaksanakan kegiatan TOT antara lain membumikan syiar dakwah Islam dan melatih kader kader muda agar mereka tetap di jalan dakwah sekalipun kondisi dan tantangan semakin sulit. Di samping juga sebagai wujud dari kepedulian HUDA terhadap generasi Islam,” ujar Tgk Jamaluddin.
Training yang diikuti 38 pemuda ini diisi oleh Lailan Fajri Saidina Headmaster dari Lembaga Tanda Seru Indonesia, pemateri selanjutnya yaitu para trainer dari HUDA yaitu Tgk Saifuddin SPd, Tgk Bahri Ismail SSos dan Tgk Zulkarnaini Isba SSos.
Adapun materi yang disampaikan pada training tersebut antara lain berkaitan bagaimana cara menjadi fasilitator dalam sebuah training dan manajemen dakwah di era 4.0. (IA)