Kepala BPPA, Almuniza Kamal
Jakarta – Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta memfasilitasi pemulangan jenazah Adnan Iskandar (22 tahun) yang meninggal dunia akibat terseret ombak di laut Anyer, Banten, pada Selasa (30/6) sore, sekitar pukul 16.50 WIB.
Almarhum Adnan Iskandar merupakan seorang pemuda asal Gampong Cot Rabo Tunong, Kecamatan Peusangan, Bireuen yang selama ini bekerja di Pulau Jawa.
Kepala BPPA Almuniza Kamal S.STP M.Si mengatakan, seperti yang diamanahkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Nova Iriansyah, pihaknya akan selalu memfasilitasi pemulangan jenazah warga Aceh yang meninggal di Jakarta atau Jabodetabek.
“Kita menanggung biaya pemulangan jenazah almarhum Adnan Iskandar menggunakan pesawat Batik Air. Ini merupakan bagian dari fardhu kifayah,”
“Kita menanggung biaya pemulangan jenazah almarhum Adnan Iskandar menggunakan pesawat Batik Air. Apalagi ini merupakan bagian dari fardhu kifayah,” kata Almuniza Kamal, Rabu (1/7).
Almuniza mengatakan, pemulangan jenazah sudah dilakukan Selasa malam menggunakan pesawat Batik Air melalui Bandara Soekarno-Hatta dan tiba Tabu pagi sekitar pukul 07.45 WIB. “Tadi malam diberangkatkan, sekitar pukul 00.00 WIB, kita mengantarkan jenazahnya ke Bandara Soekarno-Hatta,” ujarnya.
Almarhum dikabarkan meninggal dunia tenggelam saat sedang mandi di Pantai Anyer bersama kawannya. “Almarhum tiba-tiba makin jauh berenang dari bibir pantai, sehingga terseret ombak. Apalagi daerah tersebut sering ada kejadian orang tenggelam,” ujar Ketua Taman Iskandar Muda (TIM) Cabang Tangerang, Usman yang mengetahui kejadian tersebut.
Usman menjelaskan, saat itu tim Search And Rescue (SAR) setempat langsung menuju lokasi untuk menyelamatkan korban. Namun, saat ditemukan almarhum sudah tidak bernyawa.
Jenazah almarhum sebelum dibawa pulang ke Aceh, disemayamkan dan dimandikan terlebih dulu di rumah salah seorang masyarakat Aceh di Perum Legok Indah Blok A 12/10 RT 03/09 Desa Babakan, Legok, Tangerang.
Adnan yang baru sekitar enam bulan berada di perantauan, bekerja di warung usaha kecil-kecilan di kawasan Tangerang. “Almarhum hanya seorang diri di sini, tidak ada sanak saudaranya. Dia hanya berjualan di warung milik orang kampungnya dan juga tinggal di rumahnya,” kata Usman. (IA)