Banda Aceh — Gubernur Aceh Nova Iriansyah hingga kini masih positif dan belum sembuh usai terpapar Covid-19 pada 31 Mei lalu.
Hal itu setelah dilakukan uji swab lagi untuk kedua kali pada 14 Juni, hasilnya masih positif covid-19.
Kemudian tim medis memperpanjang masa isolasi mandiri Gubernur Nova Iriansyah sampai dinyatakan sembuh dan negatif Cocid-19
Perpanjangan masa isolasi mandiri tersebut demi kebaikan dan kesehatan Nova. Ada dugaan sang Gubernur Aceh tersebut sedang mengalami Long Covid atau terinfeksi virus Corona dalam waktu yang lebih lama dan butuh waktu pemulihan yang sedikit panjang.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani dalam keterangan yang disampaikan kepada awak media di Banda Aceh, Jum’at (18/6), turut memberikan penjelasan terkait apa itu Long Covid.
Menurutnya, long Covid-19 adalah gejala lumrah dan hanya dokter ahli yang berhak menetapkan masa pemulihannya. Penetapan di luar otoritas ahli ilmu kedokteran sangat tidak relevan.
“Waktu istirahat untuk pemulihan penyintas Covid-19 yang mengalami gejala Long Covid merupakan otoritas medis, otoritas dokter ahli, pendapat awam sama-sekali tidak relevan dan akal sehat pasti menolaknya,” tutur Juru Bicara akrab disapa SAG itu.
Ia menjelaskan, hasil penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menemukan setelah empat pekan sejak timbul gejala Covid-19 sampai dinyatakan negatif, masih timbul gejala sisa yang disebut Long Covid tersebut.
Pada laman covid19.go.id (4/6/2021) Kombespol dan Spesialis Paru, yang juga Kepala Bagian Pembinaan Fungsi RS Bhayangkara R. Said Sukanto, dr Yahya, Sp.P memaparkan, sekitar 53,7 persen penyintas Covid-19 merasakan gejala Long Covid selama satu bulan, 43,6 persen satu sampai enam bulan, dan sekitar 2,7 persen merasakan Long Covid lebih dari enam bulan.
Bahkan, pasien 01 Indonesia, Sita Tyasutami yang diungkapkan Presiden Joko Widodo di teras Istana Merdeka, Jakarta (2/3/2020) bercerita keadaan dirinya usai setahun positif terinfeksi virus Corona. Sita mengaku kepada detikhealth (2/3/2021) mengalami Long Covid dan sudah lima minggu mengalami sakit, kutip SAG.
“Long Covid itu lumrah belaka, bukan sesuatu yang ganjil, dan tak perlu diberi stigma aneh-aneh. Siapa pun bisa mengalaminya,” tutur SAG.
Penyebab Long Covid itu, menurut Ahli Virologi Universitas Udayana, Prof. Dr. Igusti Ngurah Kade Mahardika Covid-19 dapat menginfeksi semua jaringan tubuh manusia yang dapat mempengaruhi respon imum seseorang. Long Covid juga dipicu oleh kondisi psikologis seseorang (pasien), tambah dr Yahya, Sp.P lagi.
Kemudian SAG mengatakan, gejala Long Covid yang dirasakan oleh para penyintas Covid-19 bisa berbeda, tergantung efek residu infeksi virus corona pada jaringan seseorang dan efek psikologis akibat terisolasi selama dalam proses perawatannya.
Yang bisa takar masa pemulihan Long Covid itu hanya para ahli yang memiliki otoritas sesuai bidang keahliannya.
“Pendapat awam tentang masa pemulihan penyintas Covid-19 selayaknya disingkirkan dan hanya pendapat ahli yang menjadi rujukan bagi siapa pun yang merasakan gejala Long Covid itu,” pungkas SAG. (lA)