Plt. Kadisperindag Aceh, Muslem Yakob
*Jam Operasional Pasar Tradisional Dibatasi
Banda Aceh — Pemerintah Aceh terus mengimbau kepada masyarakat di wilayah provinsi itu, untuk tidak khawatir dengan pasokan bahan sembako dan bahan penting lainnya.
Imbauan tersebut untuk membuat masyarakat tenang, di tengah upaya pencegahan penyebaran wabah Coronavirus Disease (Covid-19). Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh adalah dengan larangan keluar rumah dan pemberlakuan jam malam selama dua bulan hingga 29 Mei 2020 untuk memutuskan mata rantai penularan virus Corona.
“Terkait dengan kebutuhan sembako dan bahan penting lainnya, kami mengimbau masyarakat Aceh untuk tidak khawatir,” ujar Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, dalam himbauannya, Selasa (31/3).
Hal ini menanggapi lonjakan harga barang dan kebutuhan pokok lainnya di pasaran saat ini akibat dampak penyebaran COVID-19.
Dalam himbauannya, Plt. Gubernur Aceh menegaskan, untuk kebutuhan distribusi bahan sembako dan bahan penting lainnya, Pemerintah Aceh telah memperlancar jalur transportasi barang yang sempat terkendala, khususnya di jalur dari Medan-Aceh, sehingga para pedagang Aceh sudah bisa membawa barang sembako dari Medan ke Aceh.
Kemudian, atas terjadinya kelangkaan gula pasir di Aceh beberapa waktu lalu, saat ini sudah teratasi.
Selanjutnya, kepada masyarakat Aceh secara umum, pemerintah sangat berharap agar tetap tenang dengan tidak melakukan pembelian barang sembako secara berlebihan atau melakukan panic buying. Membeli sembako hanya secukupnya, hanya untuk kebutuhan sehari-hari.
Kepada para pedagang di pasar juga diimbau agar tidak menimbun dan menaikkan harga sembako terutama gula pasir secara tidak wajar.
“Karena saat ini, ketersediaan bahan pokok dan bahan penting lainnya, sudah memadai, sehingga tidak boleh ada kenaikan yang tidak wajar,” tegas Nova Iriansyah.
Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh, Muslem Yacob mengatakan, imbauan tersebut dibuat agar masyarakat tetap tenang.
Selama ini, lanjutnya, Pemerintah Aceh sudah menyiapkan semuanya terkait mengahadapi dampak COVID-19 ini, terutama dari segi ketersediaan sembako.
“Karena harga gula pasir melonjak seperti beberapa hari lalu, makanya kita buat imbauan supaya pedagang patuh dan masyarakat tidak panik,” terang Muslem
Kemudian nanti juga akan disiapkan surat edaran soal penetapan harga. Selanjutnya sosialisasi dan pemantauan tetap dilakukan ke pasar serta berkoordinasi juga dengan kabupaten/kota.
Muslem Yacob menyebutkan, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah juga telah mengeluarkan surat Nomor 440/5516 tanggal 30 Maret tentang pengaturan tata kelola pasar di kabupaten/kota yang ditujukan kepada para bupati/wali kota.
Surat tersebut sebagai penegasan kepada para bupati/walikota se-Aceh, dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 dan perlunya tetap beroperasi pasar dalam berbagai bentuk.
Diantaranya, agar bupati/walikota dapat mengatur jarak 1,5 meter dalam proses transaksi antara pedagang dengan konsumen, membantu pedagang agar dapat menggunakan transaksi melalui online seperti WhatsApp, telepon selular dan lainnya.
Selanjutnya, menetapkan sistem kewajaran dalam sesuai kebutuhan yang wajar dalam rumah tangga atau kebutuhan dermawan yang akan menyalurkan bantuan kepada masyarakat.
“Membatasi jam operasi pasar tradisional demikian juga dengan pengunjung yang masuk ke dalam pasar serta menempatkan petugas Satpol PP dan WH serta aparat TNI/Polri untuk penerapan jaga jarak, harga yang wajar, beli wajar dan jam buka,” demikian bunyi surat tersebut.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman meminta semua pihak mematuhi instruksi Plt. Gubernur Aceh dalam suratnya terkait pengaturan tata kelola pasar dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19. “Instruksi Gubernur terkait tata kelola pasar sudah keluar, semua pihak kita imbau mematuhinya,” kata Aminullah Usman Selasa (31/3).
Menurutnya, instruksi Plt Gubernur terkait tata kelola pasar mengatur sejumlah hal sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
“Setiap warga yang ingin berbelanja kebutuhan pokok di pasar harus menjaga jarak minimal 1,5 meter saat bertransaksi,” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota mengajak warga Banda Aceh lebih banyak bertransaksi secara online, seperti lewat WhatsApp ataupun HP. “Dinas terkait kita minta membantu pedagang agar bisa melayani transaksi lewat online,” pintanya.
Wali Kota juga berharap warga yang berbelanja dengan wajar sesuai kebutuhan. Jangan sampai ‘panic buying’ yang kemudian berdampak pada melonjaknya harga kebutuhan pokok.
“Masyarakat tidak perlu panik, berbelanjalah sewajarnya sesuai kebutuhan. Tidak perlu memborong sembako karena stok mencukupi. Pemko secara intensif menurunkan petugas ke lapangan melakukan pemantauan,” tambah Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Aceh ini.
Ia juga menyampaikan, agar instruksi Plt. Gubernur tersebut berjalan, Pemko menempatkan petugas yang terdiri dari Satpol PP dan WH dibantu TNI/Polri. (m)