Direktur RSUDZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS
Banda Aceh — Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Pasien positif terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang meninggal dunia di Aceh dilaporkan bertambah satu orang lagi pada Kamis (16/7).
Dengan demikian, sejak pasien positif Corona pertama meninggal dunia pada 23 Maret lalu, hingga saat ini sudah ada delapan orang pasien positif Corona yang meninggal dunia di Aceh.
Pasien ke-8 positif Corona yang meninggal dunia tersebut adalah seorang warga keturunan Tionghoa berinisial FSP (67 tahun) yang berdomisili di Kampung Laksana Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh.
Almarhum FSP menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada Kamis (16/7) pukul 06.30 WIB.
Sebelumnya, FSP dirawat di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu sejak 8 Juli 2020. Selain terinfeksi virus Corona, FSP juga memiliki penyakit bawaan lainnya (komorbid) yakni tekanan darah tinggi (Hipertensi).
FSP saat masuk IGD RSUDZA dengan kondisi kesadarannya menurun dan disertai batuk. Hasil pemeriksaan swab-nya konfirmasi positif terinfeksi virus Corona.
Koordinator Pelayanan Tim Penyakit Infeksi Emerging (PIE) RSUDZA Banda Aceh, dr. Novina Rahmawati, M.Si Med Sp.THT.KL FICS menjelaskan, FSP merupakan pasien positif Corona yang dari klaster atau penularan transmisi lokal Panglima Polem, Kampung Laksana Banda Aceh.
Bahkan, seorang dokter senior di Banda Aceh berinisial dr. BMJ ikut terinfeksi virus Corona karena kontak dengan FSP saat berobat du klinik kawasan Merduati, Banda Aceh.
“Almarhum FSP pasien ke-8 positif Corona yang meninggal dunia di Aceh, dan memiliki penyakit penyerta, yakni hipertensi,” ujar dr. Novina Rahmawati, Kamis (16/7) sore.
Direktur RSUDZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin, Sp.OT K-Spine FICS mengatakan, jenazah FSP dimakamkan di komplek pemakaman warga keturunan Tionghoa, kawasan Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar.
Pihak keluarga FSP dan Ketua Yayasan Warga China di Kota Banda Aceh juga telah sepakat agar pemakaman FSP dilakukan sesuai dengan protokol pemakaman jenazah pasien COVID-19.
“Jenazah FSP dimakamkan hari ini juga di Gampong Geudring, Mata Ie, Aceh Besar, tempat pemakaman warga keturunan Tionghoa. Pihak keluarga almarhum FSP sepakat dengan Ketua Yayasan Warga Cina di Gampong Mulia Banda Aceh, proses pemakaman FSP tetap dengan protokol Covid-19,” jelas dr. Azharuddin.
FSP merupakan pasien kedelapan yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di Aceh. Tujuh pasien Corona sebelumnya yang meninggal dunia adalah AA (56), berasal dari Kota Lhokseumawe, pada 23 Maret 2020. Pasien pertama positif Corona ini meninggal dunia dalam perawatan di RSUDZA.
Berikutnya, Suk/Suh (64), berasal dari Brandan, Sumatera Utara yang datang ke Aceh Besar mengunjungi anak dan menantunya, lalu positif Covid-19 dan meninggal dunia di RSUDZA pada Rabu (17/6).
Pasien lainnya yang menemui ajal akibat Covid-19 adalah AI (87), warga Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, pada Senin (29/6) malam.
Pasien ke-4 positif Corona yang meninggal dunia di Aceh berjenis kelamin perempuan berinisial RA (65). Ia merupakan warga Aceh Jaya, yang berpulang ke rahmatullah pada Sabtu malam (11/7) di RSUDZA Banda Aceh.
Pasien ke-5 yang meninggal dunia berinisial ID (54), laki-laki, warga sebuah gampong di Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. ID berprofesi sebagai PNS di sebuah lembaga vertikal yang di Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Almarhum ID menghembuskan nafas terakhirnya, Selasa (14/7) pagi, saat dalam perawatan di ruang RICU Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
Kemudian, pasien dengan jenis kelamin laki-laki berinisial MI (63), warga Kecamatan Baitussalam Aceh Besar, menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (15/7) pagi, sekitar pukul 03.00 WIB.
Pasien selanjutnya yang meninggal dunia adalah seorang perempuan berinisial ZM (31 tahun) yang juga berasal dari Kabupaten Aceh Besar. (IA)