BANDA ACEH — Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Aceh per Februari 2023 sebesar 5,75 persen.
Berdasarkan data BPS yang dirilis pada Jum’at (5/5/2023), dari jumlah tersebut, pengangguran terbanyak dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dibandingkan lulusan jenjang pendidikan lainnya.
Pengangguran dari lulusan SMK tercatat sebanyak sebesar 9,73 persen per Februari 2023.
Jumlah ini turun dibandingkan data Februari 2022 yang sebesar 11,85 persen dan Februari 2021 sebesar 9,41 persen.
“Pada Februari 2023, TPT di Aceh dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,73 persen,” ujar Fungsional Statistisi BPS Aceh Yan Yan Gustiana.
Sementara TPT yang paling rendah adalah pada pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke Bawah, yaitu sebesar 2,68 persen.
Dibandingkan Februari 2022, penurunan TPT terjadi pada hampir semua kategori pendidikan, dengan penurunan terbesar pada kategori pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu sebesar 2,12 persen poin.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.
TPT Aceh hasil Sakernas Februari 2023 sebesar 5,75 persen. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang pengangguran.
Pada Februari 2023, TPT Aceh mengalami penurunan sebesar 0,22 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022.
Pada Februari 2023, TPT laki-laki sebesar 5,61 persen, lebih rendah dibanding TPT perempuan yang sebesar 5,98 persen.
TPT laki-laki mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen poin sedangkan TPT Perempuan mengalami penurunan sebesar 1,01 persen poin jika dibandingkan Februari 2022.
Apabila dilihat menurut daerah tempat tinggal, TPT perkotaan (7,38 persen) jauh lebih tinggi dari TPT di daerah perdesaan (4,93 persen).
TPT perkotaan dan TPT perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,17 persen dibandingkan dengan Februari 2022.
Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pada Februari 2023, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SMA, yaitu sebesar 32,25 persen.
Sementara penduduk bekerja tamatan Diploma I/II/III dan universitas sebesar 13,84 persen. Distribusi penduduk bekerja menurut pendidikan masih menunjukkan pola yang sama dengan Februari 2022.
Dibandingkan dengan Februari 2022, penduduk bekerja berpendidikan Universitas dan Sekolah Menengah Atas mengalami peningkatan persentase, masing-masing sebesar 0,88 persen poin dan 0,78 persen poin.
Sementara penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Kejuruan dan Diploma I/II/III mengalami penurunan persentase, dengan penurunan terbesar pada pendidikan Sekolah Menengah Pertama, yakni sebesar 0,98 persen poin. (IA)