JAKARTA — Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Luqman Hakim menganggap pihak yang hendak melaporkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ke kepolisian cuma panjat sosial (Pansos) dan mencari perhatian.
Hal itu ia sampaikan merespons mantan Menpora Roy Suryo bersama Kongres Pemuda Indonesia yang melaporkan ke polisi Menag Yaqut dengan pasal penistaan agama, imbas pernyataannya yang membandingkan suara Azan dan gonggongan Anjing.
“Menurut saya, mereka yang mempermasalahkan pernyataan Gus Yaqut itu sekedar cari perhatian, panjat sosial dan kurang kerjaan. Apalagi kalau sampai mau membawa masalah itu ke polisi. Makin terbaca motifnya sekedar cari perhatian,” kata Luqman Kamis (24/2) seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Luqman menegaskan tidak ada yang salah dengan pernyataan Yaqut mengenai perlunya aturan penggunaan sepiker masjid. Yaqut menyebut “anjing menggonggong” sebagai contoh suara yang bisa mengganggu ketenangan anggota masyarakat.
Ia menilai apa pun yang berpotensi mengganggu ketenangan masyarakat harus diatur agar tidak menciptakan disharmoni sosial.
“Jadi, saya harap pernyataan Gus Yaqut itu tidak usah dipelintir atau digorang-goreng untuk menimbulkan kegaduhan baru,” kata Luqman.
Lebih lanjut, Luqman mengaku heran dengan pelaporan Yaqut ke polisi terkait pernyataannya tersebut. Padahal, ia mengklaim Yaqut tak ada yang salah dengan ucapannya itu. Namun, ia mempersilakan pihak yang hendak melaporkan itu jika merasa bahagia.
“Lha tidak salah apa-apa kok dilaporkan ke polisi. Jika dengan melaporkan itu mereka merasa bahagia, saya persilahkan. Bukankah membahagiakan orang lain itu ibadah, Bro?” kata Luqman.
Polemik ini bermula ketika Yaqut merespons para pewarta soal edaran penggunaan pengeras suara di masjid dan musala yang dikeluarkannya beberapa waktu lalu.
Ia meminta agar volume suara toa masjid dan musala diatur maksimal 100 dB desibel dan waktu penggunaan disesuaikan di setiap waktu sebelum azan.
Namun, Ia kemudian mencontohkan suara-suara lain yang dapat menimbulkan gangguan. Salah satunya suara gonggongan anjing.
“Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak? Artinya apa? Suara-suara ini, apa pun suara itu, harus kita atur supaya tidak jadi gangguan. Speaker di musala-masjid silakan dipakai, tetapi tolong diatur agar tidak ada terganggu,” kata Yaqut. (IA)