Bogor – Gubernur Aceh Nova Iriansyah meresmikan penggunaan tujuh unit asrama mahasiswa Aceh di perantauan yang tersebar pada sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Ketujuh asrama itu telah selesai direnovasi.
Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan Gubernur Aceh di Asrama Putri Pocut Baren di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/02/2021).
Tujuh unit asrama yang selesai direnovasi itu adalah Wisma Tanah Rencong di Koto Tangah, Padang. Kemudian, Wisma Teuku Umar, Wisma Sultan Iskandar Muda dan Asrama Putri Pocut Baren, semuanya di Kota Bandung.
Selanjutnya, Asrama Putra Meuligoe Iskandar Muda di Yogyakarta dan Wisma Panglima Teuku Nyak Makam di Kabupaten Sumedang. Terakhir Asrama Pocut Baren, Bogor, tempat dilaksanakannya peresmian.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur juga meluncurkan program pembiayaan operasional gratis bagi seluruh asrama mahasiswa milik Pemerintah Aceh di berbagai daerah di Tanah Air.
“Alhamdulillah, pembangunan dan rehabilitasi tujuh asrama itu telah selesai dilaksanakan. Sekarang, ketujuh asrama tersebut tidak hanya lebih indah, lebih bersih dan lebih kokoh, tapi fasilitas ruangan juga bertambah. Sehingga suasana di dalamnya lebih nyaman,” sebut Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Nova menekankan, pembangunan dan peningkatan asrama mahasiswa Aceh di berbagai daerah di tanah air masih terus berlanjut pada tahun ini. Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong generasi mudah Aceh lebih gigih belajar, dan lebih bersyukur.
Pada kesempatan yang sama, Nova mengajak mahasiswa untuk bersyukur atas segala fasilitas dan kemudahan yang mereka dapatkan dari perhatian pemerintah.
Nova kembali menegaskan jika Pemerintah Aceh komit untuk terus memberi perhatian terhadap dunia pendidikan di Aceh. Sebab, pembangunan sebuah bangsa tidak hanya cukup dengan pembangunan sarana publik, tapi harus pula memperhatikan pembangunan SDM melalui pendidikan dan sarana belajar yang memadai.
“Saya sudah mengunjungi semua asrama mahasiswa di Malang, di Surabaya berkali-kali, di Yogya berkali-kali, di Lombok, di Batam, di Palu, tentu juga di Jakarta dan Bogor. Saya berharap semangat mahasiswa Aceh akan bertambah dengan kunjungan gubernurnya,” kata Nova.
Nova menuturkan, pembangunan sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas Pemerintah Aceh dan itu tidak ada tawar menawar. Karena program tersebut berorientasi untuk pembangunan SDM.
“Saya berkomitmen penuh untuk menyelamatkan generasi muda Aceh melalui dunia pendidikan dan yang terpenting menyelamatkan generasi ini agar bonus demografi benar-benar kita dapat agar generasi ini menjadi generasi emas,” sebut Nova.
Bahkan, cerita Nova, untuk mendukung mahasiswa Aceh yang menempuh pendidikan di masa pandemi Covid-19, ia pun mengalokasikan anggaran sebanyak Rp 6 miliar dari dana kerja gubernur untuk membantu biaya pendidikan bagi mahasiswa yang belajar di luar provinsi maupun luar negeri. Masing-masing mahasiswa mendapatkan bantuan Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta.
Oleh sebab itu, Nova mengajak mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan tinggi di luar Aceh untuk terus bersyukur dan tidak mengeluh dengan segala rintangan selama di perantauan.
“Nahkoda yang tangguh tidak lahir dari laut yang tenang, akan tetapi terlahir dari badai yang dahsyat. Kalian yang sedang belajar di Bogor adalah calon nahkoda, jangan terlalu banyak mengeluh, merasa tidak cukup, syukuri apa yang sudah kalian peroleh,” tandas Gubernur.
Mahasiswa Beri Apresiasi
Sementara Ketua Demisioner Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana Aceh di Bogor, Firdaus Noezula, menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kebijakan Gubernur Nova yang telah merenovasi dan menggratiskan biaya operasional asrama mahasiswa Aceh di berbagai daerah.
Firdaus menyebutkan, setidaknya ada 4 hal perhatian Pemerintah Aceh bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar Aceh.
Pertama, menyelesaikan permasalahan kepemilikan aset asrama mahasiswa Aceh di berbagai tempat di Indonesia. Selama dua tahun terakhir permasalahan tersebut telah selesai dilakukan.
Kemudian, pembangunan dan renovasi asrama mahasiswa Aceh di seluruh tanah air.
Ketiga, kata Firdaus, pihaknya juga mendapatkan perhatian dari Pemerintah Aceh di masa sulit pandemi Covid-19, yaitu menerima bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa Aceh di luar provinsi maupun luar negeri.
“Terakhir, pemberian program pembiayaan operasional gratis untuk seluruh asrama mahasiswa yang ada di luar daerah yang menjadi milik Pemerintah Aceh. Hal ini patut kita syukuri menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi kami mahasiswa di luar daerah,” ujar Firdaus.
Peresmian tujuh asrama mahasiswa Aceh ikut dihadiri Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh Syaridin, Kepala Badan Pengelola Keuangan Aceh Bustami Hamzah, Kepala Biro Humas dan Protokol Muhammad Iswanto dan Kepala Biro Umum Setda Aceh Akmil Husen.
Ikut juga dihadiri perwakilan mahasiswa Aceh yang asramanya telah selesai direnovasi, yaitu perwakilan mahasiswa Aceh di Padang, di Kota Bandung, di Yogyakarta, Kabupaten Sumedang dan Kota Bogor. (IA)