Jakarta – Pemerintah Aceh akan tetap komit membantu mahasiswa Aceh yang menempuh pendidikan di luar Tanah Rencong agar bisa melahirkan generasi cerdas ke depan dalam membangun daerah.
Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta Almuniza Kamal SSTP MSi mengatakan BPPA sebagai perpanjangan Pemerintah Aceh komit membantu mahasiswa Aceh di perantauan sebagai bentuk perhatian penuh.
“Pemerintah Aceh komit dalam membantu adik-adik mahasiswa Aceh di perantauan terbukti dengan adanya beasiswa bagi mahasiswa dan renovasi asrama,” kata Almuniza saat membuka Musyawarah besar (Mubes) ke-16 Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh-Yogyakarta (Himpasay) di Bale Gadeng, Sagan, Yogykarta, Minggu (28/3).
Hal itu, kata dia, tak lepas dari komitmen kepemimpinan Pemerintah Aceh di bawah Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang selalu mendukung keberadaan mahasiswa Aceh menuntut ilmu di perantauan, seperti di Yogyakarta.
“Seperti awal pandemi Covid-19 tahun lalu, Pak Gubernur memberi bantuan untuk mahasiswa Aceh di perantauan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Karena saat itu adanya larangan mudik, akibat Covid-19,” katanya.
Selanjutnya, tahun 2020, juga membangun dan merenovasi tujuh unit asrama mahasiswa Aceh di perantauan tersebar di sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatera.
Peresmiannya dilakukan Gubernur Aceh pada 20 Februari 2021, dengan penandatanganan prasasti di Asrama Putri Pocut Baren, di Kota Bogor, Jawa Barat.
Untuk itu, Almuniza mengajak mahasiswa Aceh, khususnya di Yogyakarta untuk sama-sama berpikir kemajuan pembangunan Aceh. Karena itu akan memberi dampak positif dalam segi pembangunan Aceh kedepan.
Selain itu, ia meminta para mahasiswa Aceh di perantauan harus selalu menjalin hubungan sesama masyarakat Aceh. Dengan adanya kebersamaan, nantinya akan tumbuh rasa saling membantu.
“Kita di perantauan harus saling kompak. Kebersamaan kita di perantauan adalah adanya paguyuban, yang di dalamnya ada orang tua yang memantau kita,” katanya.
Paguyuban Aceh yang ada di perantauan, sebut Almuniza bukan hanya di Yogyakarta saja, tapi hampir seluruh daerah di Pulau Jawa ada. Dan juga di Pulau Sumatera, seperti Padang, dan Sumatera Utara.
Ketua Himpasay Nurul Ikhsan menyebutkan masa kepengurusannya akan berakhir hari itu dengan capaian dan prestasi yang diraih.
“Program-program yang kami jalankan fokus pelatihan-pelatihan penulisan ilmiah yang outputnya melahirkan mahasiswa Aceh berprestasi. Hal yang paling penting adalah hubungan komunikasi bersama para ketua lembaga paguyuban dan khususnya Pemerintah Aceh,” sebut Ikhsan.
Turut hadir pada acara tersebut, Taman Pelajar Aceh (TPA), Wahyu, dan Ketua Himpunan Masyarakat Aceh (HIMA) Yogyakarta, Andrian. (IA)