BANDA ACEH — Kasus konfirmasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) terus bertambah di Aceh. Kasus baru dilaporkan 390 orang, pasien yang sembuh bertambah 218 orang dan 12 orang meninggal dunia.
Sementara itu, hasil analisis data per 9–15 Agustus 2021 oleh Satgas Covid-19 Nasional, Aceh ternyata menjadi zona merah dan oranye tepat pada peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Selasa, 17 Agustus 2021.
“Zona merah dan oranye merupakan zona risiko tinggi dan sedang transmisi virus Corona dan peningkatan kasus Covid-19,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani, Selasa (17/8).
Ia menjelaskan, daerah kabupaten/kota yang kini menjadi zona merah menurut Satgas Covid-19 Nasional, meliputi Kota Langsa, Aceh Besar, Kota Banda Aceh dan Aceh Singkil.
Aceh Singkil kembali menjadi zona merah setelah sempat oranye dua pekan silam. Sebaliknya, Sabang yang pekan lalu zona merah, bersama Banda Aceh, kini oranye lagi.
Selain zona merah melebar ke empat kabupaten/kota, Aceh juga kehilangan zona kuning. Pada pekan lalu, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Pidie Jaya, dan Subulussalam, merupakan zona kuning Covid-19 di Aceh, kini kabupaten/kota itu kembali menjadi zona oranye.
Zona warna dalam Peta Zonasi Risiko Covid-19 menggambarkan tingkat rasio penularan virus Corona dan peningkatan kasus Covid-19 dalam suatu komunitas atau kabupaten/kota. Zona merah merupakan risiko tinggi, zona kuning risiko rendah, zona oranye risiko sedang dan zona hijau yang dinilai nyaris tanpa risiko.
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Nasional mengklasifikasi suatu kabupaten/kota dalam zonasi warna tertentu berdasarkan analisis terhadap tiga indikator utama kualitas penanganan Covid-19 di suatu daerah, yakni indikator epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan indikator pelayanan kesehatan.
Kabupaten/kota yang hendak mengoreksi warna peta zonasi risiko Covid-19 di daerahnya sejatinya memperbaiki ketiga indikator tersebut, antara lain mencegah penularan virus Corona untuk menekan kasus positif baru, memperkecil kasus aktif dengan meningkatkan angka kesembuhan, dan menekan kasus meninggal dunia menjadi sekecil mungkin.
Selain memperbaiki indikator epidemiologi, juga meningkatkan surveilans kesehatan dengan testing dan tracing. Testing dan tracing agresif dapat menekan angka positivity rate-nya. Selain itu, meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mengkonversi minimal 20 persen tempat tidur rumah sakit untuk pasien Covid-19, ungkapnya.
“Peta Zonasi Risiko Covid-19 suatu daerah tak akan terkoreksi secara alami, melainkan melalui ikhtiar dan partisipasi semua elemen masyarakat di daerah tersebut,” tuturnya.
Selanjutnya ia melaporkan kasus akumulatif kasus Covid-19 Aceh yang hingga tanggal 17 Agustus 2021 telah mencapai 28.164 orang. Pasien yang sedang dirawat dan menjalani isolasi mandiri di rumah sebanyak 5.617 orang. Pasien yang sembuh (penyintas Covid-19) telah mencapai 21.345 orang. Sedangkan kasus meninggal dunia secara akumulatif mencapai 1.202 orang.
Kasus kumulatif tersebut sudah termasuk kasus konfirmasi baru harian yang bertambah lagi hari ini 390 orang. Pasien yang sembuh bertambah 218 orang, dan penderita Covid-19 yang meninggal bertambah 12 orang.
Penderita baru 390 orang meliputi warga Banda Aceh 102 orang, Aceh Besar 54 orang, Pidie 51 orang, Aceh Tamiang 39 orang, Lhokseumawe 28 orang, Aceh Singkil 18 orang, Langsa 15 orang, Bireuen 13 orang, dan warga Aceh Utara sebanyak 11 orang. Kemudian warga Aceh Barat sembilan orang, warga Simeulue dan Aceh Selatan sama-sama tujuh orang.
Selanjutnya Aceh Jaya enam orang, warga Pidie Jaya, Sabang, dan Subulussalam, masing-masing lima orang. Lebih lanjut warga Aceh Timur empat orang dan Gayo Lues tiga orang.
Sementara warga Aceh Tengah, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya, sama-sama dua orang. Sedangkan warga Aceh Tenggara dan Bener Meriah masing-masing satu orang.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 218 orang, meliputi warga Aceh Besar 76 orang, Lhokseumawe 44 orang, Aceh Jaya 30 orang, Banda Aceh 22 orang, Pidie Jaya 16 orang dan Aceh Utara 13 orang. Kemudian warga Bireuen 9 orang, dan warga Aceh Selatan 8 orang.
12 orang yang dilaporkan meninggal dunia meliputi warga Aceh Besar 6 orang dan warga Aceh Selatan 2 orang. Kemudian masing-masing 1 orang warga Langsa, Lhokseumawe, Banda Aceh dan warga Aceh Singkil. (IA)