Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati menghibur dan menyemangati anak-anak pengungsi Rohingya di Desa Mee, Muara Dua, Lhokseumawe, Selasa (28/7).
“Assalamu’alaikum, Ake sehu (apa kabar),” kata Dr Dyah Erti Idawati, MT dengan bahasa Urdu, menyapa 33 anak pengungsi Rohingya yang sedang asik belajar di BLK Industri Mee Kandang, Gampong Meunasah Mee, Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
“Wa’alaikumsalam, acih khabar (kabar baik)” jawab anak-anak serentak. Dialog selanjutnya berlangsung santai. Seorang petugas UNHCR membantu anak-anak Rohingya berbicara dengan istri Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah itu.
Dialog itu terjadi saat Dyah Erti, bersama Tim Penggerak PKK dan Pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Aceh, berkunjung ke lokasi penampungan 99 orang warga Rohingya, yang lama terkatung-katung di perairan Selat Malaka.
Selain menyemangati agar terus belajar, Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu, juga membagikan susu kemasan kepada anak-anak tersebut.
“Saya berharap, anak-anak tetap sehat dan sabar di masa-masa sulit ini. Kami seluruh masyarakat Aceh mendoakan, semoga anak-anak semua bisa segera mendapatkan kehidupan lebih baik dan sukses di masa depan, sehingga berdaya guna bagi masyarakat. Tetap semangat ya,” imbau Ibu dua putra itu.
Usai menemani belajar, Dyah Erti bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kota Lhokseumawe juga membagikan santap siang untuk anak-anak Rohingya. Dibimbing para relawan, anak-anak mengantri pembagian makan siang dengan tertib.
“Alhamdulillah, menunya cukup baik untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak. Kemarin saat di Banda Aceh, saya khawatir menunya kurang baik karena membayangkan situasi pengungsian di masa tsunami, makanya hari ini saya berinisiatif masak kuah beulangong untuk anak-anak dan seluruh warga Rohingya di penampungan. Tapi saat melihat menu yang disajikan untuk anak-anak, saya sangat bahagia,” terang Dyah Erti.
Selain sajian khusus kuah beulangong, menu makan yang dibagikan langsung Dyah Erti kepada anak-anak cukup baik, diantaranya daging ayam, sayur mayur dan telur. Para bocah terlihat bersemangat dalam antrian dan dengan lahap menyantap makan siang spesialnya.
Untuk diketahui bersama, Shelter BLK Industri Lhokseumawe menampung 99 warga Rohingya, yang terdiri atas 50 pria dan 49 wanita. Dari jumlah itu, sebanyak 32 orang diantaranya anak-anak dan seorang bayi.
Sebelum menyambangi anak-anak, Syah Erti sempat memasak kuah beulangong. Menu khas Aceh di dapur umum yang dikoordinir Satgas Penanganan Pengungsi Rohingya, yang terdiri atas Dinas Sosial Aceh, UNHCR, IOM, Dinas Sosial Kota Lhokseumawe, ACT, Human Interest, Yayasan Geutanyo, Karang Taruna Kota Lhokseumawe serta sejumlah organisasi lainnya.
Saat memasuki komplek BLK Industri Lhokseumawe, Dyah Erti menyontohkan penerapan protokol kesehatan, dengan mengenakan masker dan mencuci tangan menggunakan sabun di wastafel portabel yang terdapat di gerbang BLK Industri.
Selanjutnya, Dyah Erti menyerahkan sejumlah bantuan ke posko pengungsi. Sejumlah bantuan yang disalurkan berasal dari Tim Penggerak PKK Aceh, dari pengurus BKMT Pusat dan BKMT kabupaten/kota. Bantuan yang disalurkan berupa sembako, sarung, pakaian anak, susu dan sejumlah bantuan lainnya.
“Kehadiran saya ke sini untuk menyalurkan sejumlah bantuan dari Tim Penggerak PKK Aceh, bahkan dari pengurus BKMT pusat dan kabupaten/kota. Semoga ini dapat menggugah empati kita semua. Dalam kunjungan ini, saya juga ingin memastikan kondisi kesehatan para pengungsi dan melihat bentuk bantuan apalagi yang harus kita berikan. Karena setiap penanganan darurat tentu ada kekurangannya, nah itu yang pelan-pelan kita benahi,” sebut Dyah Erti.
Dalam kesempatan tersebut, Dyah juga mengimbau kepada lembaga-lembaga nasional dan internasional bisa terus membantu Aceh dalam kegiatan kemanusiaan ini serta membangun sistem kerja yang baik dan terkoordinasi.
“Sebagai sesama umat manusia, kita tentu berkewajiban membantu. Tapi penting juga diingat, masa penanganan kita kepada saudara-saudara Rohingya masih panjang, jangan semua energi dihabiskan di awal. Mari bangun mekanisme kerja yang baik agar penanganan bisa dilakukan berkesinambungan hingga status mereka jelas,” imbau Dyah Erti.
Dyah juga mengapresiasi seluruh masyarakat, organisasi dan lembaga internasional yang telah tergugah dan melibatkan diri dalam aksi sosial penanganan Rohingya di Aceh.
“Terima kasih dan apresiasi saya kepada semua yang terlibat. Jangan tinggalkan Pemerintah Aceh, mari kita tangani bersama dengan kerja bersama hingga tuntas. Insya Allah, kerja-kerja kemanusiaan ini dinilai sebagai ibadah oleh Allah. Sekali lagi terima kasih untuk seluruh organisasi dan relawan,” pungkasnya. (IA)