BANDA ACEH — Kalangan sopir angkutan umum di Aceh saat ini mengeluhkan terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
Kedua jenis BBM tersebut sering mengalami kekosongan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Aceh dalam beberapa pekan terakhir.
Jika pun ada, maka sang sopir angkutan umum harus rela antri berjam-jam lamanya dan menghabiskan waktu setengah hari di SPBU hanya untuk bisa mendapatkan beberapa puluh liter BBM bersubsidi.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh Dian Rubianty juga menerima laporan keluhan dari sopir angkutan umum terkait kelangkaan BBM bersubsidi tersebut, saat melakukan sidak di Terminal Lueng Bata, Jum’at sore (30/12/2022).
Peninjauan dilakukan untuk memastikan penumpang sebagai pengguna layanan tetap mendapatkan pelayanan, dengan selalu mengutamakan keselamatan penumpang.
Namun, sopir angkutan umum seperti L-300 dan Hiace justru banyak mengeluhkan permasalahan terkait ketersediaan BBM Subsidi.
“Sangat langka. Kami harus cari dari pagi sampai sore hari. Kondisi ini membuat banyak sopir yang akhirnya tidak dapat jatah jalan sesuai dengan jadwalnya, bahkan sebagian sopir juga tidak bisa melakukan perjalanan mengingat biaya pengeluaran dua kali lipat dari biasanya sementara penumpang tidak penuh slot tempat duduk,” kata Dian Rubianty, menceritakan keluhan sopir di Terminal Lueng Bata.
Mengingat keluhan BBM Subsidi tidak hanya dikeluhkan oleh sopir namun juga oleh para nelayan, Ombudsman RI Perwakilan Aceh akan terus berupaya melakukan pengawasan terhadap Program Subsidi Tepat untuk Provinsi Aceh.
“Ini akan menjadi prioritas tahun 2023 mengingat dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat,” pungkas Dian.
Seperti diketahui, Bahan Bakar Minyak jenis Solar dan Pertalite kembali mengalami kelangkaan stok, hal tersebut terlihat dari panjangnya antrian kendaraan yang mengantri di beberapa SPBU di sejumlah daerah di Aceh.
Para sopir ini harus rela mengantri berjam-jam untuk mendapat giliran untuk mengisi Pertalite dan Solar di kendaraan mereka. Akibat langka BBM Pertalite dan Solar tersebut, sangat berdampak besar terhadap kinerja dari para sopir ini.
Biasanya dalam sehari, para sopir mengaku mereka bisa mengangkut penumpang hingga dua kali sehari. Namun akibat terlalu lama mengantri di SPBU mereka hanya bisa satu kali, bahkan terkadang dalam sehari pun tidak bisa angkutan penumpang karena habis waktu untuk antri di SPBU.
Para sopir berharap agar supaya pihak Pemerintah dapat lebih memastikan ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak khususnya BBM jenis Pertalite dan Solar.
DPD Organda Aceh melalui Wakil Sekretaris Organda Azwir Sanusi juga menyebutkan kelangkaan BBM Subsidi yang dialami para sopir.
“Kelangkaan BBM bersubsidi menjadi keluhan para sopir karena mereka harus antri lama di SPBU, ” terangnya. (IA)