Banda Aceh — Mantan Wakil Presiden RI yang saat ini sebagai Ketua Umum PMI Pusat, Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi seluruh elemen masyarakat Aceh dan instansi terkait yang telah membantu dan menampung 94 orang pengungsi muslim Rohingya di Aceh Utara, setelah sempat terkatung-katung di lautan.
“Saya juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen masyarakat Aceh dan sejumlah instansi yang telah membantu dan menampung saudara-saudara kita Rohingya di Aceh Utara,” ujar Jusuf Kalla saat menggelar video conference dengan Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Pendopo Gubernur Aceh, Selasa (30/6).
Pada kesempatan tersebut, Plt. Gubernur Aceh meluncurkan Gerakan Donor Darah Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Aceh Tahap Kedua.
“Ini adalah bentuk pembuktian bahwa masyarakat Aceh sedang mengamalkan sila kedua dari dasar negara kita Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”
Menurut JK, bantuan warga Aceh yang kini menampung dan membantu pengungsi etnis Rohingya tersebut, merupakan bentuk pengamalan dari sila Pancasila.
“Ini adalah bentuk pembuktian bahwa masyarakat Aceh sedang mengamalkan sila kedua dari dasar negara kita Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” sebutnya.
JK menambahkan, orang yang meninggal dunia saja harus ditolong, dicari mayatnya. Apalagi ini, orang yang hampir meninggal dunia di tengah laut.
“Tentu harus kita selamatkan kehidupan mereka, atas nama kemanusiaan harus kita tolong mereka,” imbuh JK.
Seperti diketahui, Rabu (24/6) lalu, sebuah kapal terombang-ambing di laut lepas perairan Aceh Utara. Kapal itu memuat 94 warga Rohingya, Myanmar dengan rincian 15 orang laki-laki dewasa, 49 perempuan dewasa, dan 30 orang anak-anak.
Sampainya mereka di lautan Nusantara bukan tanpa sebab, konflik kemanusiaan di negaranya yang menimpa mereka, menjadi alasan pelayaran tersebut.
Saat ini, 94 muslim Rohingya itu ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Gampong Kuala Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara. Mereka ditampung sementara dan menjalani tes cepat (rapid test) Covid-19 untuk memastikan kondisi kesehatan mereka di tengah pandemi sekarang ini. Kebutuhan makan mereka pun dipenuhi.
Kapal motor yang membawa 94 muslim Rohingya itu terlihat di perairan Aceh Utara pada Rabu (24/6) siang. Ketika ditemukan, kondisi kapal muslim Rohingya tersebut dalam keadaan kehabisan bahan bakar dan nyaris tenggelam. Para penumpangnya pun dalam kondisi ketakutan.
Saat ada nelayan asal Aceh Utara melihat, mereka dikabarkan memberikan isyarat untuk diselamatkan. Nelayan tersebut akhirnya menarik kapal tersebut hingga ke daratan.
Sesampai di darat, warga Rohingya langsung dibawa ke lokasi penampungan sementara serta menjalani tes cepat Covid-19.
Terdamparnya kapal yang mengangkut muslim Rohingya di Aceh bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya pada 20 April 2018 sebanyak 79 warga Rohingya diselamatkan nelayan di Kabupaten Bireuen. Kapal yang mengangkut 71 orang dewasa dan 8 anak itu tiba di Aceh setelah mendapat penolakan oleh otoritas Thailand dan Malaysia. Mereka kemudian ditampung sementara di gedung Sanggar Kegiatan Belajar Cot Gapu, Bireuen.
Jauh sebelum itu, pada 2015 silam, kapal yang bermuatan pengungsi Rohingya yang lari dari tanahnya sendiri akibat konflik kemanusiaan juga sampai ke Aceh. (IA)