Banda Aceh — Kepala Dinas Kesehatan Aceh yang juga Plt Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dr. Hanif mengatakan, secara fasilitas RSIA masih banyak kekurangan, mulai dari tenaga pelayanan hingga dokter spesialis, dan ruang poliklinik yang relatif kecil.
Hal ini menjadi sebuah kendala dalam melakukan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat.
Namun demikian, ia mengungkapkan di tahun 2021 Dinas Kesehatan Aceh sudah mengalokasikan anggaran untuk pembenahan RSIA dengan total nilai sebesar Rp 17 miliar.
Yakni Rp 2 miliar untuk pemugaran atau renovasi ruangan dan fasilitas di RSIA. Sedangkan sisanya sebesar Rp 15 miliar dianggarkan untuk pengadaan ruang operasi yang sesuai dengan standar kesehatan nasional.
“Ruang operasi kita masih belum mencukupi standar, tapi tahun ini akan kita benahi. Perbaikan akan terus kita usahakan dengan harapan akan sangat membantu dalam mempercepat pelayanan pasien,” ujar dr. Hanif, Jum’at (22/1).
Pada hari yang sama Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah, Taqwallah turut menelusuri sejumlah ruangan di RSIA mulai dari Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang poli anak, poli gigi dan ruang kebidanan atau bersalin.
Dalam pantauan Sekda Aceh itu didapati beberapa fasilitas yang tidak tertata rapi, seperti kabel peralatan medis yang berserakan dan meja pelayanan yang tampak rusak.
“Fasilitas pelayanan seperti kursi dan meja harus semuanya rapi dan seragam, kita harus berikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, letakkan bunga di setiap meja agar tampak lebih segar, hijau dan asri,” katanya.
“Kenapa kalau di praktek semua bisa dilakukan (pelayanan kesehata dengan baik), tapi giliran saat di RS kita tidak bisa seperti itu. Mari kita tanyakan pada diri kita dan benahi itu, sehingga RSIA ini bisa lebih baik lagi ke depan,” sebut dia. (IA)