BANDA ACEH — Upaya pengendalian inflasi yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Aceh melalui TPID selama ini tampaknya belum membawa hasil yang menggembirakan.
Karena angka inflasi Aceh saat ini dilaporkan terus mengalami peningkatan bahkan masih berada di atas nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mengungkapkan, pada Desember 2022, inflasi year on year (y-on-y) gabungan 3 kota di Aceh sebesar 5,89 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,35.
Angka ini masih berada di atas angka inflasi nasional yakni 5,51 persen.
Dari 3 kota IHK di Aceh, inflasi y-on-y di Kota Meulaboh sebesar 6,56 persen dengan IHK sebesar 118,69, di Kota Banda Aceh sebesar 6,00 persen dengan IHK sebesar 114,99 dan Kota Lhokseumawe sebesar 5,37 persen dengan IHK sebesar 114,55
Inflasi y-on-y yang terjadi di Aceh (Gabungan 3 Kota) terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran.
Kepala BPS Provinsi Aceh Ahmadriswan Nasution, Senin (2/1/2023) mengungkapkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2022 di Aceh (gabungan 3 kota) secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
“Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Desember 2022 terjadi inflasi y-on-y sebesar 5,89 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 108,93 pada Desember 2021 menjadi 115,35 pada Desember 2022. Sedangkan tingkat inflasi m-to-m tercatat deflasi sebesar 0,93 persen,” ujarnya.
Inflasi y-on-y yang terjadi di Aceh (Gabungan 3 Kota) terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya hampir seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 4,59 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 5,45; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,26 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,20 persen; kelompok transportasi sebesar 16,89 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,44 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,22 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,42 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 6,50
persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,56 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Desember 2022, antara lain: bensin, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, beras, sewa rumah, rokok kretek filter, udang basah, ikan kembung, telur ayam ras, emas perhiasan, angkutan antar kota, sepeda motor, mie, ketupat/lontong sayur, cabai merah, bawang merah, nasi dengan lauk, mobil, pemeliharaan/service, dan bakso siap santap.
Sementara komoditas memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: minyak goreng, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan tuna, cumi-cumi, ikan teri, parfum, besi beton cabai rawit, bawang putih dan biaya administrasi transfer.
Pada Desember 2022, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,45 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,20 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,00 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen; kelompok transportasi sebesar 2,03 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,56 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,38 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen.
Komoditas inflasi m-to-m, Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada Desember 2022, antara lain udang basah sebesar 0,14 persen, daging ayam ras sebesar 0,12 persen, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu sebesar 0,11 persen, telur ayam ras sebesar 0,08 persen, ikan dencis sebesar 0,07 persen, ikan kembung, cabai merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,06 persen, beras sebesar 0,04 persen, dan ikan rambe sebesar 0,03 persen.
Sementara komoditas yang memiliki andil/sumbangan dominan terhadap deflasi, antara lain: bawang merah dan jeruk masing-masing sebesar 0,05 persen, angkutan udara sebesar 0,02 persen, sabun mandi cair, jeruk nipis/limau, dan pisang masing-masing sebesar 0,01 persen. (IA)