Aceh Besar — Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Achmad Marzuki melakukan silaturahmi dengan para Keuchik (kepala desa) dan tokoh masyarakat (Tomas) yang ada di kawasan sepanjang bantaran sungai Krueng Aceh di Banda Aceh dan Aceh Besar, Jum’at (22/01/2021).
Silaturahmi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini berlangsung di Pesantren Al-Manar, Gampong Lampermai Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, yang berada di dekat bantaran Krueng Aceh.
Turut hadir dalam silaturahmi ini Kasdam IM Brigjen TNI Joko Purwo Putranto MSc, Asisten Teritorial (Aster) Kolonel Inf Robby Suryadi, Danrem, Dandim dan jajaran.
Selain itu, juga hadir Wakapolda Aceh Brigjen Pol Raden Purwadi, Kapolres Aceh Besar AKBP Riki Kurniawan, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali.
Sedangkan Gubernur Aceh Nova Iriansyah diwakili Asisten II Setda Aceh Ir Mawardi, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Uman diwakili Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Ir Jalaluddin ST MT. Serta Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) I Sumatera Ir Jaya Sukarno MM.
Pangdam IM Mayjen TNI Achmad Marzuki mengatakan, acara silaturahmi ini digelar untuk menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, Keuchik dan Tokoh Masyarakat yang ada di kawasan bantaran Krueng Aceh ini.
Pangdam menilai mereka semua sudah membantu tugas Tim Terpadu Penertiban dan Penataan Kanal Banjir Krueng Aceh yang melibatkan Kodam IM, Polda Aceh dan anggota tim terpadu lainnya dalam penertiban ini.
Pangdam mengatakan tentu penertiban ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi kanal Krueng Aceh itu yang sesungguhnya.
Artinya ketika musim hujan, air yang turun dari hulu sungai lancar mengalir ke hilir atau ke laut tanpa menggenangi permukiman penduduk.
Kenapa pada tahun 2000, Kota Banda Aceh terjadi banjir besar, karena di pinggiran kanal Krueng Aceh itu, sudah banyak bangunan, kafe dan kandang sapi.
Jadi, tegas Pangdam IM, agar banjir besar tahun 2000, tidak terulangi lagi pada tahun 2020, sejak November- Desember 2020 lalu, Pemerintah Aceh membentuk Tim Terpadu Penertiban Kanal Banjir Krueng Aceh.
Pembersihan kanal bajir Krueng Aceh dari bangunan kafe, bagunan lainnya merelokasi kandang sapi dan potong pohon besar, kata Pangdam IM, telah berhasil mencegah sebagian wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, dari genangan banjir pada musim hujan Desember 2020 dan Januari 2021 ini.
Karenanya, Pangdam mengingatkan warga bantaran Krueng Aceh tak lagi membangun bangunan apa pun di lokasi tersebut
Tetapi jika ingin menggarap lahan tersebut, misalnya untuk ditanami tanaman muda dipersilakan meminta izin kepada pihak Balai Wilayah Sungai I Sumatera.
Menurutnya, Pemerintah tidak melarang, jika ada masyarakat yang ingin menggarap kanal pengendalian banjir Krueng Aceh sepanjang 9,6 Km dan lebar 300 meter itu.
Misalnya untuk ditanami padi, jagung, palawija, cabai, tomat, kol, kacang panjang atau memanfataakan untuk lokasi wisata, lomba perahu, tempat jogging, dan olahraga lainnya.
Tapi ikuti aturan yang sudah dibuat Balai Wilayah I Sungai Sumatera dalam pemanfaatannya.
Kanal banjir Krueng Aceh sepanjang sepanjang 9,6 Km, dan lebar 300 meter, yang dibangun pada tahun 1987-1993 itu oleh Pemerintah Pusat dengan membebaskan dan membayar lahan masyarakat, dengan tujuan untuk mencegah banjir genangan air hujan yang sering melanda sebagian wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.
Sejak tahun 2000-2020 di kawasan kanal banjir itu, sudah banyak tumbuh bangunan, seperti kafe, kandang sapi, tanaman keras.
Bangunan kafe dan kandang sapi itu, akan menjadi penghambat air bah yang turun dari hulu Krueng Aceh ke laut, pada saat terjadi hujan lebat di hulu Krueng Aceh.
Pemerintah pada tahun 1987 membebaskan dan membayar tanah masyarakat bersama bangunannya yang ada di pinggiran Krueng Aceh, kata Pangdam IM, Ahcmad Marzuki, supaya Krueng Aceh yang tadinya cuma selebar 100 meter, dilebarkan 200 meter menjadi 300 meter.
Tujuan pelebaran itu, kata Pangdam, supaya pada waktu musim hujan tiba, air hujan yang turun dari hulu sungai langsung mengalir ke laut, tidak lagi menggenangi pemukiman penduduk. (IA)